Rukun Khutbah

Khutbah secara umum memiliki makna yang sangat beragam, beberapa kalangan memaknai khutbah sebagai upaya mengkomunkasikan, menyampaikan, dan berkomunikasi. Berbeda pengertian khutbah dalam islam, lebih spesifik lagi adalah khutbah jum’at, berangkat dari sini khutbah diartikan sebagai upaya menyampaikan kabar gembira bagi orang-orang yang beriman. Hal ini mengacu pada pengertian yang disampaikan oleh Rasullullah.

Selain itu, Khutbah Jum’at Pekan Ini atau khutbah jum’at saat ini memiliki tahapan yang sama, artinya sesuai pendapat para ulama’ yang memiliki konsep dalam berkhutbah jum’at. Oleh sebab itu, khutbah dalam shalat jum’at memiliki syarat sah dan rukun yang sudah di tetapkan, artinya tidak bisa dilakukan dengan cara lain karna ditakutkan mempengaruhi keabsahan hukum shalat jum’at.

Dalam shalat jum’at meiliki syarat untuk berkhutbah, sedangkan khutbah itu sendiri memiliki rukun sebagai berikut, yuk kita simak dibawah ini.

Macam-Maam Rukun Khutbah Jum’at

Pixabay.com
  • Rukun yang pertama, khutbah di mulai setelah matahari tergelincir. Artinya, waktu yang lebih baik adalah menunggu matahari yang tegak tepat di atas kepala menjadi sdikit tergelincir menyondong.
  • Salam hadis riwayat muslim di jelaskan, rukun khutbah yang kedua adalah, hendaknya khutbah dilakukan dengan cara berdiri apabila memiliki kemungkinan atau jika mampu.
  • Rukun khutbah yang ke tiga adalah, hendaknya khotib duduk sejenak senelum melakukan khutbah.
  • Rukun yang keempat adalah, hendaknya khotib melakukan khutbah dengan suara yang jelas, minimal bisa di dengar oleh jamaah dan mudah di pahami.
  • Rukun yang selanjutnya adalah, khotib hendaknya menutup aurat yang rapi, dalam keasaan yang sui, serta dilakukan dengan sesuai urutan.

Selain beberapa keterangan rukun khutbah tersebut, sesungguhnya masih terdapat beberapa rukun lain yang berasal dari ulama lain. Dalam hal khutbah, masing-masing memiliki acuan yang berbeda, artinya ada sebagian yang berbeda. Biasanya dalam berkhutbah, khotib juga perlu megucapkan salam dan pujian kepada allah swt dan rasulnya. Selain itu, sapaan kepada jamaah sekalian, serta Do’a di akhir penutupan khutbah yang dilakukan.

Dalam khutbah hendaknya khotip memiliki kemampuan yang baik di bidang agama, selain itu masih dalam keadaan yang sehat. Artinya, upaya menuju kesempurnaah khatib sangat penting demi kelancaran dan kemaksimalan dam proses berkhutbah. Khotib yang memenuhi standar rukun tersebut nantinya akan berdampak pada jamaah jum’at itu sendiri dalam menangkap apa yang telah disampaikan dalam khutbah.

Beberapa Hal Yang Tidak Di Anjurkan Dalam Melakukan Khutbah

Pixabay.com
  • Salah satu hal yang kurang di anjurkan adalah khotib dalam kondisi sakit-sakitan, khotib sudah lanjut usia dan suaranya sudah tidak begitu jelas, dan beberapa hal lain yang menghambat atau mengurangi nilai dari khutbah itu sendiri.
  • Khotib haru dalam keadaan jiwa yang sempurna, artinya tidak di anjurkan apabila khotibnya memiliki kelainan jiwa seperti banci, atau yang sejenisnya ini akan berbahaya. Selain itu, khotib yang berkhutbah bukan orang yang memiliki kebiasaan ber khomer.

Beberapa rukun dan larangan khutbah diatas adalah bagian dari ilmu-ilmu khutbah yang bisa untuk Anda digunakan. Untuk menjadi khotib dan jika akan berkhutbah, maka beberapa cara diatas tentunya dapat Anda gunakan sebagai tambahan referensi. Beberapa ulama’ memiliki pandangan yang cukup beragam terkait dengan khutbah, maka dari itu silahkan untuk menggunakan cara yang cocok dengan diri keyakinan anda. Demikianlah artikel tentang rukun khutbah jum’at yang bisa kami berikan, semoga bermanfaat dan terimakasih. Pembahasan keislaman lainnya bisa dibuka di Arrazi Ibrahim.